Pangandaran, Batu Hiu dan Batu Karas

Terbit, tenggelam, dipantai... Tiga hari melakukan perjalanan seru menikmati pesona pantai kawasan jawa barat (jabar), Pangandaran, Batu Hiu dan Batu Karas adalah momen yang sangat menyenangkan. Lebih membahagiakan lagi, momen tersebut merupakan momen kencan yang kedua bersama kekasih baru. Sungguh luar biasa... Aku yakin, cerita ini akan membuat iri bagi para pasangan kekasih. Bagi yang jomblo, hahaha....pasti langsung berkhayal menciptakan momen serupa. (Sabar ya mblo....hehe, piss) Salah satu alasan kami memilih pangan daran sebagai tujuan adalah karena diwilayah tersebut terdapat rentetan pantai yang cukup menawan. sehingga bisa menghemat waktu dan biasa, karena ssekali nge-gas dua tiga pantai terlampaui. Bukan pantai pangandaran yang menjadi target utama kami, melainkan pantai batukaras. seperti biasanya, tidak ada rencana dan persiapan ribet ketika hendak melakukan perjalanan. malam hai packing, dan singnnya berangkat. kami start dari Purwokerto dengan menggunakan sepeda motor, waktu itu berangkat sekitar pukul 10.30. Hitungan saya, perjalanan memakan waktu sekitar 4-5 jam (jalan santai sob, kan jadi lama mboncengein si doi,he). Jadi kami prediksikan bisa menikmati cantiknya sunset. Tiga jam kami sudah melaju diatas dua roda, kami sudah masuk wilayah Ciamis kota. Kami berhenti pada sebuag warung makan, sekalian numpang sholat dzuhur. Sekitar tiga puluh menit makan,sholat dan istirahat, kami lanjutkan perjalanan. kata ibu pemilik warung, sampai dipangandaran masih membutuhkan waktu sekitar 45 menit. Baru sekitar 100 m melaju, ehh hujan turun. aku langsung banting stir belok ke SPBU. Sekalin mengenakan isi bahan bakar, disitu juga kami mengenakan mantel. hujan begitu lebat dan diberi bonus angin kenceng. Tapi itu tidak cukup mampu memadamkan semangat meneruskan perjalanan. Meski sempat khawatir juga nanti tidak bisa menikmati tenggelamnya sang surya di pantai. ah,,ga terlalu risau, kami pun terus melaju. Meleset sedikit dari prediksi ibu warung yang bilang butuh waktu 45 menit sampai dipanggandaran. Karena waktu itu sekitar satu jam lebih. Tapi karena pengaruh hujan jadi pantaslah agak molor. Tapi tida apa-apa, waktu tidak menjadi masalah. karena yang terpenting di sekitar pangandaran langit terang benderang. (pasti sunsetnya bagus nih,,,batinku). Sebelum masuk gapura kenuju pantai pangandaran, aku putuskan belok ke kanan. Karena bukan pangan daran yang menjadi tujuan utama kami. Selain itu juga melihat waktu yang masih memungkinkan untuk mengejar matahari sore itu. Aku bertannya pada penjual buah di sekitar pangandaran, arah menuju Batu Karas. Si penjual yang baik hati mengarahkan kami dengan sangat jelas. Dibilang si penjual buah, untuk menuju batu karas, masih membutuhkan waktu sekitar 1-2 jam. Kami lanjutkan perjalanan. Sekitar setengah jam meninggalkan pangandaran, kami menemukan plang yang bertuliskan pantai Batu Hiu. Aku putuskan untuk mengunjunginya terlebih dahulu, sebelum ke Batu Karas. itung-itung menunggu sunset sembari istirahat. Lagi-lagi tidak ada kekecewaan sesampai di pantai ini. Meskipun bukan pasir putih, namun ada sebuah bukit yang dibuat taman mempercantik pantai ini. Setelah sejenak istirahat, aku mulai mengeluarkan kamera 'pinjaman' yang ku bawa. bukan pemandangan, bukan sanga pacar yang ak potrek sebagai objek jepretan pertama. Tapi sepeda motor butut ber-nomor R 3757 SH yang telah mengantarkan kami. Puas narsis-narsis ria di pantai dengan hiasan karang-karang besar yang nampak kokoh menahan terjangan ombaok, kami lanjutkan naik ke bukit yang sudah disulap menjadi taman. Tempat ini sangat cocok untuk istirahat, karena banyak pepohonan yang menjadikan udara begitu sejuk. Tempat ini juga menjad tempat favorit para pemancing. Sekitar pukul 17.00 langit barat belum menunjukan tanda-tanda matahari akan tenggelam. Langit masih cerah dan terang. Sampbil menunggu momen indah itu tiba, tidak lupa menyempatkan untuk sholat ashar. Selesai menunaikan ibadah, kami menuju ujung barat bukit. Duduk bercengkrama menantikan senja sore itu. Maha besar Allah Pencipta Alam ini, dia yang maha detail, serta maha sempurna. seolah memberi tanda restu untuk perjalanan kami ini. Karena bersama orang yang terkasih, kami disuguhan lukisan alam yang luar biasa indah. Sempurna sunset sore itu. Setelah matahari terbenam, kami turun bukit dan mulai memikirkan perut. Dekat parkiran motor, berderet warung-warung yang masih buka. Kami pilih satu warung yang menyediakan juga kamar mandi. Sembari menunggu makan yang kami pesan tersaji, bergantian kami membersihakan diri dan sholat magrib. Selesai makan dan ngobrol-ngobrol dengan pemilik warung, sekitar pukul 21.00 kami putuskan balik ke pangandaran untuk bermalam disana. Karena malam di batu Hiu lumayan sepi, beda dengan pangandaran. Keesokan hari, setelah sarapan, sekitar pukul 09.00 kami kembali melanjutkan perjalanan menuju tujuan utama yakni Batu karas. Kuran lebih satu jam perjalanan kami tiba di tempat tujuan. Langsung saja kami parkirkan sepeda motor dan menuju warung untuk istirahat. Sama dengan Batu Hiu, di pantai Batu Karas pun ada segepok tanah yang memiliki dataram lebih tinggi. Udara siang itu cukup panas, namun tetap sejak karena banyaknya pepohonan di bukit tersebut. Menunggu sore, kami habiskan dengan ngobrol dan narsis ria berfoto. Pantai Batu Karas airnya cukup bening dengan ombak yang lumayan besar. Namun karena pantai yang landai, sehingga sangat aman untuk para pengunjung bermain-main. Bahkan Pantai ini lebih dikenal untuk selancar. Beragam wahana ditarwakan oleh pengelola. Namun sayangnnya, karena terserang kantuk yang teramat sangat, saya tidak bisa menikmati deburan ombak. Saya tertidur dipinggiran pantai. Ketika terbangun, saya lihat sang kekasih seperti mendapatkan kebebasan dalam hidup. Lupa akan semua persoalan dan beban diri. Dia bermaan bercumbu bersama air dan ombak. Meskipun sendiri dalam keramaian dia seperti sangat bahagia. Saya hanya bisa mengabadikan momen tersebut dengan memotretnya. Hari mulai gelap, dia juga sudah puas bemain dengan laut, lalu membersihkan diri dan dilanjut sholat magrib. Setelah itu, kami makan malam diwarung sekitar pantai dan ngobrol dengan si empunya warung mengenai banyak terkait Batu Karas. Satu pesan dia yang melegakan kami adalah masyarakat disini sudah paham dengan lokasi wisata. Sehingga sangat ramah dan menjaga keamanan sekitar. Sebelum mencari lokasi mendirikan tenda, kami sholat isha. Sekitar pukul 22.00 kami pun sudah bercengkama di depan tenda dengan menatap lampu-lampu pemukiman di pinggiran pantai. Pukul 05.00 kami bangun dan sholat shubuh, lalu berkemas dan berburu sunrise. lagi-lagi kami sangat beruntung, tuhan memberikan kesempatan kami untuk menyaksikan keagunguannya. Sunrise batu Karas waktu itu begitu sempurna. Tidak mau kehilangan kesempatan tersebut, kamera langsung saya keluarkan dan mengabadikan momen cantik saat itu. Setelah sarapan di warung, kami lanjutkan perjalanan. Informasi dari teman, masih disekitar daerah tersebut ada satu tempat seperti greencayon. Namun ini tempat yang belum terlalu dikenal masyarkat luas, yakni Citumang. Sebelum pulang, kami sempatkan mampir di Citumang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Baturaden, Wisata Alam juga Wisata Malam

CURUG PENGATEN (Kalipagu Baturraden)