Unjungan (Tradisi Meminta Hujan dari Banjarnegara)

Di Indonesia sangat kaya akan adat dan budaya, termasuk tradisi meminta hujan disaaat musim kemarau berkepanjangan. Sebut saja tradisi Ojung, adalah sebuah tradisi ritual meminta hujan yang dilakukan masyarakat di Bondowonso. Ada juga sebuah ritual unik di Kabupaten Banyumas, ritual ini bernama Cawongan yang jika diartikan oleh warga setempat artinya menghiasi wajah. Ritual cambuk badan tibdan adalah tradisi meminta hujan yang dilakukan oleh warga Desa Wajak, Boyolali, Tulungagung. Hampir serupa dengan Cambuk Badan, di Desa Gumelem Wetan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah juga ada tradisi mendatangkan hujan yakni tradisi unjungan.


Ritual tradisional Unjungan ini adalah acara ritual yang menggabungkan antara seni musik, tari dan bela diri. Dengan diiringi alunan musik gamelan, dua laki-laki bertarung dengan menggunakan senjata berupa sebilah rotan. Tidak ada peraturan khusus pada pertarungan tersebut, hanya saja area yang boleh diserang hanya bagian kaki ke bawah, tidak boleh memukul bagian kaki ke atas. Sebenarnya tidak ada batasan umur untuk ikut dalam pertarungan unjungan. Hanya saja, cenderung lebih banyak dilakukan oleh para lelaki dewasa. 

Meskipun dalam arena mereka saling adu pukul, namun panitia menjamin para peserta tidak ada yang menyimpan dendam sehingga tidak khawatir akan berlanjut di luar arena pertandingan. Ritual adu pukul ini tetap menjunjung tinggi sportivitas dan persaudaraan, pasalnya untuk setiap pemain yang berani maju dan bertarung harus tetap mengikuti peraturan yang telah diberikan oleh seorang wasit. Kegiatan tersebut dilakukan semata hanya untuk melestarikan tradisi budaya yang konon sudah dilakukan sejak zaman daerah tersebut ikut wilayah kerajaan Mataram.




Tari Ujungan meminta hujan digelar saat musim kemarau panjang. Dikisahkan, sejarah Tari Ujungan ini berawal dari kisah petani yang berebut air untuk mengaliri sawahnya pada saat musim kemarau. Perebutan air tersebut sampai menimbulkan pcek-cok bahkan sampai adu pukul dengan menggunakan peralatan pertanian <cangkul, sabil, dsb,>. Pertengkaran tersebut sampai saling melukai, hingga berkucuran darah.

Berikut adalah salah satu lirik lagu yang dinyanyikan untuk mengiringi ritual unjungan :
Purwakane sejarah unjungan, malikane titi mangsa terang
ora ana udan pamong tani kesusahan

Bapak tani njur podo memuji, marang Gusti kang murbeng dumadi
mulo poro kondo sing podo percoyo, marang kang maha kuosa

Panyuwunan biso kasembadan, kanti srono nganakna unjungan
barang podo tumandang minongko hiburan, biso kaleksanan udan








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Baturaden, Wisata Alam juga Wisata Malam

Pangandaran, Batu Hiu dan Batu Karas

CURUG PENGATEN (Kalipagu Baturraden)