Cliffjumping Purwokerto
Olahraga ekstrim memang memiliki penggemarnya sendiri, biasanya mereka
adalah orang – orang yang suka dengan tantangn dan memacu adrenalin. Satu
diantaranya adalah cliff jumping atau lompat tebing. Olahraga
ini mulai marak bagi para pecandu adrenaline belakangan ini, termasuk di Kota
wilayah Purwokerto.
Berangkat dari hobi yang sama, berpetualang di alam bebas. Kebetulan,
beberapa tahun belakangan wisata air terjun sedang ramai-ramainya. Empat pemuda
asal Cilongok, yakni Kelvin Steffanes, Oii Bratadinata, Allen Pradyta Sandy C,
Praptomo Edy, mencoba mengeksplore air terjun atau curug yang ada di Kabupaten
Banyumas.
CliffjumpingPurwokerto mendampingi Crew Para Petualang Cantik Trans7 |
Namun, bagi mereka, mendatngi curug hanya sekadar santai dan berfoto adalah
hal sangat membosankan. Mereka memilih cara tersendiri yang dianggap lebih
asyik, yaitu melompat. Ya, melompat dari titik tertinggi pada tebing disekitar
curug dan menjatuhkan tubuh di kolam air terjun.
Aktivitas tersebut dirasa lebih atraktif dan memacu adrenalin. Sehingga
jika menyukai tantangan, maka akan menjadikan ketagihan bagi pelakunya. Termasuk
saya. Karena aktivitas yang sama, berburu curug, akhirnya kita pun
dipertemukan.
Saya melakukan backflip di Curug Sebrangan |
Sudah sekitar satu tahun aktivitas tersebut masih dilakukan oleh kita sampai
saat ini. Bahkan, virus loncat-loncatan sudah merambah masyarakat luas. Sudah
satu tahun berkibar bendera Cliffjumping Purwokerto, sekarang sudah
banyak yang bergabung di dalamnya.
Tidak ada syarat khusus untuk bisa bergabung dengan Cliffjumping
Purwokerto. Satu yang pasti, suka tantangan dan bisa berenang. “Kami terbuka saja, kalau memang suka
tantangan dan bisa berenang, silakan saja gabung kita, kita belajar bersama,” begitulah
kata Oii.
Dia menyampaikan, tidak hanya orang Purwokerto saja yang tertarik
bergabung. Adalah Dimas, orang Yogjakarta yang sampai saat ini rutin ke
Purwokerto hanya untuk bisa melompat-lompak di curug bersama. Terakhir,
Cliffjump Purwokerto dipercaya untuk mendampingi tim sebuah acara sebuah
stasiun tv nasional yang menanyangkan kegiatan petualangan. Mereka
mengajak melakukan loncatan di Telaga Sunyi Baturaden.
Lompatan, tidak sekedar melompat. Ada berbagai gaya yang indah pada setiap
lompatan. Beberapa gaya yang kerap dilakukannya, antaralain Snuk (terbang
seperti superman dan menjatuhkan kepada terlebih dahulu), Back flip (loncatan
memutar kebelakang), Front Flip (loncatan memutar kedepan), Ganner (meloncat ke
depan dan memutarkan badan kebelakang), dsb.
Kelvin dan Edy Melakukan Ganner di Curug dengan ketinggian sekitar 7 meter |
Sudah barang pasti, risiko pasti melekat pada olahraga esktrem. Meskipun
jatuhnya pada air, tapi jika pendaratannya tidak tepat tentu akan merasakan
sakit. Perih itu pasti. Lebih vatal lagi adalah patah tulang dan bahkan
kehilangan nyawa. Olehkarena itu, melakukan cliffjumping harus sangat waspada
dan tidak boleh sembarangan.
Personil Cliffjumping Purwokerto pun pernah mengalaminya. Saat itu, Oii
terjun dari Curug gundem dengan ketinggian lebih dari 20 meter. Mekipun sudah
yakin dan penuh perhitungan, namun saat jatuh tidak tepat. Alhasil, dia tidak
bisa berjalan selama lima hari.
Setiap loncatan, sangat penting memperhatikan ketepatan, baik titik
meloncat, tempat mendarat dan kecepatan gerakan. Oleh karenanya, perlu
melakukan latihan secara rutin, agar setiap perhitungan bisa tepat. Selain itu
latihan juga bertujuan untuk memperindah gerakan.
“Perlu sering-sering melakukan, melatih perhitungan agar terbang dan
mendaratnya tepat, Kami latihan baik di kolam renang maupun langsung di curug,
dalam satu pekan, setidaknya kami sekali ke curug, tapi bisa jadi lebih dari
itu,” kata Edy yang ahli ganner.
Meskipun sadar penuh risiko, namun mereka tak pernah berhenti melakukan
aktivitas menantang itu. Seperti disampaikan di atas, bagi orang yang suka
tantangan kegiatan seperti ini menjadi candu. “yang penting terus
berlatih dan selalu waspada,” ujarnya.
Sembari Tawarkan Potensi Wisata
Kabupaten Banyumas, khusunya Baturaden dimana lokasinya berada dikaki
gunung terbesar di Jateng yakni Gunung Slamet. Menjadikan Baturaden banyak
menyimpan pesona alam, diantaranya air terjun atau curug. Saking banyaknya
curug di Banyumas, maka ada yang mengistilahkan dengan "Banyumas Seribu
Curug".
Curug Kembar, Kemutug, Baturaden |
Hal ini menjadi sebuah keberuntungan bagi para anggot Cliffjumping. Mereka
bisa menyalurkan hobi tanpa harus melakukan perjalanan jauh.
Terbukannya tirai alam yang menutup surga-surga kecil di Banyumas
mulai tersingkap. Hal itu pun tak bisa dilepaskan dari peran Cliffjumping.
Karena mereka pun kerap mengeksplore destinasi baru.
Curug Jenggala/Tempuan, Kalipagu, Baturaden |
Curug Muntu,Kemutug, Baturaden |
Telaga Sunyi, Baturaden, Banyumas |
Hal itu bisa sangat cepat dikenal oleh masyarakat luas, karena di setiap
postingannya di akun @cliffjumpingpurwokerto, ribuan follower melihatnya. Hal
ini bisa menjadi sebuah promosi yang effektif untuk mengembangkan wisata di
Banyumas. Terlebih saat ini orientasi masyarakat cenderung mengarah pada wisata
alam.
“Dari curug-cuug yang kami datangi, kebanyakan memang belum terjaman dan
masih sangat alami, karena kami ingin mencari suasana yang berbeda,” kata
Allen, waktu itu.
Kedung Pete, satu spot yang berada di dalam satu kawasan dengan Wisata
Curug Telu. Destinasi wisata baru di Wilayah Baturaden ini menjadi satu
diantara spot jump favorit. Karena, selain kedalaman yang memang tidak
diragukan lagi, di Kedung Pete juga terdapat beberapa tingkatan untuk melompat.
“Kedung Pete itu titik untuk melompatnya bervariasi, mulai dari satu meter,
sampai sekitar lima meter, selain itu tempat favorit lagi ada di Kedung Nila,
masih di Desa Karangsalam Baturaden, ada juga di Kecamatan Sumbang adalah Curug
Pete dan beberapa curug disekitarnya,” kata dia.
Snuk di Grujugan Kembar, Kemutug Baturaden |
saya melakukan backflip di Kedung Nila, Karangsalam Baturaden |
loncatan bersama di Kdung Nila, Karangsalam IG @cliffjumpingpurwokerto |
Komentar
Posting Komentar