Hey...corat-coret saya kali ini masih bau-bau laut nih. Masih edisi pantai nih. Masih sekitar Nusakambangan nih. Setelah postingan sebelumnya saya tampilkan tracking mangrove, sekarang saya ceritakan perjalanan ke Pantai Kalipat.
Pantai Kalipat termasuk pinggiran garis yang mengelilingi Pulau Nusakambangan. Pantai ini belum dikelola sebagai objek wisata oleh Pemkab Cilacap. Sehingga belum ada papan petunjuk jalan menuju lokasi. Sehingg cukup membingungkan. Menurut cerita temen, pantainya sih lumayan luas dan pasirnya putih. Karena akses yang memang cukup sulit, jadi pantai Kalipat masih sangat sepi.
Perjalanan awal untuk sampai di Kalipat, kita ke Teluk Penyu terlebih dahulu, kita naik perahu compreng nyebrang dari Teluk Penyu, Cilacap. Jika bilang mau ke Kalipat, nanti tukang perahu akan menurunkan kita di dermaga Karang Tengah, dan dia akan ngomong "catet nomer saya, nanti kalau mau balik sms saja,". Ongkos naik perahu 20 ribu per orang. Itu tergolong murah, gaes.
Begitu sudah sampai di Karang Tengah, nanti ambil jalan yang ke selatan (kiri). Ikuti aja jalan yang ada papan warna hijau bertulisan "Cagar Alam Nuskambangan Timur". Beberapa meter kita jalan, akan mendapati pertigaan kecil, ga usah belok kanan, terus aja jalan lurus. Nah, kalau udah ngelewatin itu, tinggal terus aja jalan ngikutin satu jalan itu. Awalnya jalanan berupa tatananbatu, lama kelamaan hanya tinggal setapak tanah. Lama perjalanan sekitar 45 menit. (itu kata temenku yang udah pernah ke Kalipat, Widodo Setyo namanya).
|
track awal dr teluk penyu |
|
begitu turun dari perahu, cari papan ini |
|
|
|
|
|
|
ikuti jalan itu |
Ya..awalnya saya dan lima temen yaitu Hegar, Lutfi, Wiwid, dan robbi emang niatnya ke Kalipat. Tapi, setelah menempuh sekitar 45 menit lebih, kami kepentok di sebuah gerbang besi. Pada gerbang tersebut terdapat papan yang ada bertuliskan "Mensu Cimiring , Daerah Terbatas/Dilarang Masuk". Alhasil bingung deh musti kemana lagi. Aku coba telpon Dodo tapi tidak diangkat-angkat. Padahal menurut Dodo, kalau mau ke Kalipat ga sampe ngelewatin Cimiring. Sehingga aku ajak temen-temen duduk-duduk dulu (biar ga panik, hehe).
|
menuju mercusuar |
|
mentok di cimiring, bingung. hahaa |
Sewaktu duduk-dukuk, aku keinget ajakan Dodo untuk melihat sunrise dari mercusuar Cimiring. Penasaran nih, mumupung udah di depan mata, masa ga masuk. Dengan langkah canggung, takut ditegur petugas jaga, saya buka gerbang dan masuk. Selangkah demi selangkah sampailah saya pada bangunan tempat petugas menginap.
Tapi, suasana sangat sepi dan tak terlihat tanda-tanda kehidupan. Padahal saya sudah memancing dengan berbicara dengan suara keras. Mumpung bisa masuk, saya langsung aja naik ke mercusua yang ga tinggi-tinggi amat, sekitar 10 meter lha. Tapi jangan salah, meskipun hanya 10 meter, diatas menara itu sudah bisa melihat birunya air laut dan beberapa garis pantai dengan segala keindahannya.
Oke...puas kami mengabadikan momen di mercusuar, kami putuskan meninggalkan tempat tersebut dan keluar dari gerbang. Dibalut rasa penasaran akan tujuan awal yakni Pantai Kalipat, kami putuskan untuk terus mencari lokasi itu.
|
di atas mercu. foto by : Edo |
|
ngeksis boleh kan? hehe |
|
ujung sana tuh pantai kalipatnya.. |
Pesan yang aku kirim ke Dodo belum juga dibalas, saya pun bingung mesti kemana arah menuju Kalipat. Karena keterangan Dodo hanya menyusuri satu jalan saja. Akhirnya saya putuskan untuk mendekati suara ombak paling dekat. Terus berjalan dan akhirnya mendapati jalan setapak yang nampaknya sering dilalui orang. Aku putuskan untuk masuk jalan tersebut. Lama kelamaan, jalur tersebut mulai samar.
Kami menemui seperti sebuah aliran air yang sedang kering. Aku pikir, pada ujungnya aliran air pasti akan sampai di laut. So, aku jalan aja ikutin aliran air tersebut. Tapi...wowww, amazing banget !! Bener-bener gila. bagaimana tidak, kita berlima berjalan membelah semak belukar yang penuh duri. Iya, duri dari tanaman rotan.
Kepalang tanggung, kami sudah berjalan jauh dari titik awal aliran tersebut. Meskipun susah dan penuh dengan kehati-hatian, kami terus saja berjalan. Tempat lapang, angin segar dan deburan obak menjadi impian kami saat itu. Hingga akhirnya dari balik semak, langit biru sudah mulai nampak, suara ombak semakin dekat.
dan....akhirnya setelah perjuangan membelah semak berduri, tibalah kami di di sebuah pantai yang berpasir putih. Kerut-kerut di dahi teman-temanku karena panik dan resah hilanglah sudah, digantikan teriakan serta tawa lepas tanda kepuasan. Ya, saya pikir inilah Kalipat.
|
nah lo....ini yg kami lalui |
|
amazing ga tuh, |
|
mukanya panik, foto dr belakang aja ya |
Ada sekelompok orang pada sebelah kiri kami, kami hampiri dan sejenak mengobrol. Mereka adalah para pencari udang. Kata mereka tempat ini adalah Karang Bandung, bukan Kalipat. Hahaha....kami agak kaget, ternyata kami nyasar. Tapi tak apalah, kami tersesat di surga kecil.
Meski sebagian pantainya berbatu, namun tidak mengurangi kenyamanan untuk dinikmati. Sunyi, sepi, asri, sejuk dan segar.....di situlah kami dapatkan kedamaian.
Memang benar, perlau jarak untuk melihat keindahan.
Memang benar, butuh perjuangan untuk wujudkan harapan.
dan memang benar, keberhasilan yang dilewati dari sebuah proses panjang akan memberikan kepuasan yang berarti.
Jalan-jalan bareng aku yuk...??
HP : 085726323118
Komentar
Posting Komentar